Berita PilihanNasionalPemerintahan

Pembangunan Jembatan di Jl. Pontianak, Segedong, Berdampak Kerugian pada Masyarakat Sekitar

PONTIANAK, Gematipikor.com – Pembangunan jembatan baru di Jalan Pontianak, Segedong, telah menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Proyek jembatan ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan mengurangi kemacetan, namun hasilnya justru mengakibatkan kerugian bagi penduduk setempat.

Sebagian besar warga mengeluhkan penurunan aksesibilitas ke berbagai fasilitas umum dan tempat usaha. Arus lalu lintas yang terganggu dan penyempitan jalan sementara menyebabkan kesulitan bagi mereka yang bergantung pada rute tersebut untuk aktivitas sehari-hari. Banyak pedagang lokal melaporkan penurunan omzet yang drastis akibat berkurangnya jumlah pelanggan.

Selain itu, beberapa rumah tangga juga mengeluhkan gangguan dari kebisingan dan debu yang dihasilkan oleh proses pembangunan. Banyak warga merasa dampak lingkungan yang ditimbulkan belum diimbangi dengan manfaat yang dijanjikan.

Satu hari sebelumnya Redaksi Gema Tipikor sudah menayangkan di Tiktok Gema Tipikor informasi terkait kelalaian pemakaian Septi K3 di proyek tersebut, namun sampai keesokan harinya masih ada aja pekerja yang mengindahkannya.

Terpantau para pekerja tidak menggunakan Septi kerja yang lengkap pada (26/8/24)

Namun, beberapa warga berharap agar ada langkah-langkah mitigasi yang lebih efektif untuk meminimalisir dampak negatif selama proses pembangunan.

Seperti Hj. Taha misalnya, beliau mempunyai usaha butik di dekat lokasi pembangunan jembatan tersebut, Haji Taha mengakui dia merasa tidak mendapatkan keadilan, sebagian mendapatkan ganti rugi, sementara beliau tidak.

” Saya meminta keadilan dalam kebijakan tali asih dalam pembangunan proyek perbaikan jembatan karena warga yang lain sudah mendapat ganti rugi, sementara kita belum, kan sama – sama terdampak ucap H.Taha. Informasi yang saya dapatkan beberapa pedagang mendapatkan tali asih bervariasi ada yang dua puluh juta ada yang sepuluh juta, juga ada yg limah puluh juta, ini yang saya sangat sesal kan pungkas H, Taha.

Dimana keadilannya, Sementara usaha butik saya akibat dari pembangunan jembatan tersebut, tidak bisa buka yang mana usaha itu untuk menunjang ekonomi sehari hari juga halaman nya berlumpur, bangunan nya retak, Malah saya takut nanti bangunan saya itu roboh akibat getaran yang di timbulkan.

Haji Taha, Dalam pengakuan nya sejak adanya pembangunan jembatan ini, “Kami khususnya sebagai pedagang di daerah ini tentu merasakan dampak kerugian, yang pasti dagangnya tidak buka lagi, akibat dari pembangunan jembatan tersebut, seperti dengan adanya debu yang di timbulkan, getaran paku bumi yang di rasakan, bahkan bisa menyebabkan keretakan pada dinding rumah kami, saat paku bumi itu di operasi kan, pungkas Haji Taha.

Sementara pihak pelaksana atau pemborong proyek ketika di konfirmasi melalui telepon selulernya tak kunjung di Respon, sampai berita ini di tayangkan Gema Tipikor masih berupaya menghubungi pihak – pihak terkait.

(Sudarso)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button