Berita Pilihan

Polemik Antara Warga Desa Semudun dan PT. Babe Belum Menemui Titik Terang

Desa Semudun, Kab, Mempawah – Ketegangan antara warga Desa Semudun dengan pihak perusahaan PT. Babe masih terus bergulir tanpa solusi yang memuaskan antara dua belah pihak. Sejak perusahaan tersebut mulai beroperasi di anggap melanggar komitmen dengan warga sekitar, warga ramai – ramai menyetop aktivitas pekerjaan yang di lakukan pihak perusahaan.

Seperti di beritakan sebelum nya warga desa Semudun ramai – ramai mendatangi lokasi proyek dan menyetop aktivitas alat berat yanga ada di lokasi.

Dari pantauan gematipikor di kantor desa Semudun yang di hadiri dari berbagai unsur Kepolisian, Anggota DPRD, pihak Perusahaan, Danramil, Ketua BPD, Warga dan pemerintah desa belum menemui solusi saat dilakukan mediasi pada 30/4/2025 antara perusahaan dengan warga sekitar.

Pihak Perusahaan siap memberikan manfaat kepada warga melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), dan akan memberikan lewat pemerintah desa, Namun warga menolak karena mosi tidak percaya pada kepala desa, kemudian soal CSR yang belum ketemu angka, Lalu pihak perusahaan dalam kesempatan yang sama meminta waktu untuk membahas 4 point yang menjadi tuntutan warga.

Kepala Desa Membantah Tudingan

Kepala Desa Semudun, Wahda, ikut terseret dalam polemik ini setelah muncul kabar bahwa anaknya bekerja di proyek PT. Babe. Sebagian warga mencurigai keberpihakan kepala desa terhadap perusahaan.

Namun Wahda membantah keras tudingan itu. Ia menegaskan dirinya tetap netral dan fokus menjaga kondusivitas desa.

“Saya ingin luruskan, saya tidak berpihak ke siapa pun. Anak saya bekerja, itu haknya sebagai warga negara. Saya tetap berperan memfasilitasi keluhan warga dan menjaga agar konflik tidak melebar,” ujar Wahda saat ditemui di Kantor Desa, Rabu (30/4).

Ia juga menyatakan bahwa tidak ada yang di tutup tutupi, faktanya saya memfasilitasi keluhan warga ke pemerintah kabupaten dan ikut dalam forum mediasi termasuk kehadiran unsur Kepolisian dan anggota dewan hari ini, pungkas ibu kades.

Warga Desak Transparansi dan Komitmen

Meski telah dilakukan mediasi, warga masih merasa belum ada penyelesaian yang nyata. Mereka menuntut agar kepala desa lebih transparan dan perusahaan menjalankan seluruh komitmen yang pernah disepakati bersama.

“Kepala desa harus transparan dalam permasalahan ini. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Perusahaan harus komitmen dengan perjanjian awal, dan berikan yang menjadi hak kami sebagai penduduk setempat,” tegas Abdul Kadir ketua BPD desa Semudun.

“Kita tidak ingin konflik ini berlarut. Kami akan evaluasi aktivitas perusahaan dan memastikan masyarakat mendapatkan keadilan,” ucapnya dalam keterangan nya.

Polemik antara warga Desa Semudun dan PT. Babe mencerminkan tantangan besar dalam pembangunan berbasis sumber daya alam di tingkat lokal. Jika tidak segera ditangani dengan pendekatan partisipatif, transparan, dan adil, dikhawatirkan konflik ini akan berkembang menjadi krisis sosial yang lebih besar.

Kini, warga menantikan langkah nyata dari semua pihak: pemerintah, kepala desa, dan perusahaan, agar suara mereka tidak hanya didengar, tetapi benar-benar dihargai. (Sdr)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button