MAGETAN, GEMATIPIKOR.com – Gambar calon Bupati Magetan saat ini sudah bertebaran di seluruh pelosok Desa/Kelurahan se Kabupaten Magetan meski Pemilu masih lama kurang lebih 7 bulan, namun demikian sudah banyak para tiem sukses tingkat camatan bahkan desa bergerilya mencari dukungan ke warga masyarakat, hal ini di sampaikan oleh Sugiyono (56) kepada Media ini beberapa hari yang lalu.
Masih menurut Sugiyono, banyak gambar di sudut sudut pertigaan dan persimpangan perempatan jalan, gambar yang tidak di kenal oleh warga bahkan banyak yg bertanya dan menduga duga bahwa itu gambar/foto orang yang hanya mencari sensasi untuk mencari keuntungan pribadi, pasalnya ģambar atau fito yang di pasang itu itu bukan tokoh, melainkan hanya tokoh karbitan, ungkapnya.
Ditempat terpisah anggota Dewan dari Partai Garindra Parni Hadi saat di hubungi Media ini fia telpon WA, mengenai Pemilian Bupati mengatakan, semua warga masyarakat/warga negara Indonesia berhak untuk mencalonkan, siapapun orangnya, namun itu semua ada persyaratan finansial yang banyak, tanpa itu jangan mengharap bisa terpilih, jelasnya.
Mesih menurut mereka, banyak warga tokoh masyarakat Magetan yang jujur dan berilmu tinggi berjiwa nasionalis berdedikasi kuat, namun itu semua nanti yang menentukan rakyat.
Untuk Partai Gerindra saat ini masih menunggu pendaftaran, dan tidak menolak siapapun orangnya tokoh yg mau mendaftar lewat partai, nantinya juga akan di seleksi, tambahnya.
Pantauan Media ini, Pemilu masih lama tepatnya sesuai jadwal tgl 27 Nopember 2024, dari berbagai para tokoh Masyarakat dan Partai Politik saat di hubungi media, banyak yang mengatakan bahwa para calon masih menunggu brokker yang mau mendanai, itupun masih ragu apakah nantinya terpilih atau tidak semua brokker juga masih menimang nimang untuk survey.
Para aktivis di Magetan wilayah Timur mengatakan, sekerang ini banyak para calon bupati abal abal yang siap untuk jadi Bupati dan wakil bupati sungguhan, sayangnya hanya mencari panggung yang gak punya duit/ uang, kata Mas Agus nDolog ini kepada Media GEMATIPIKOR.
Editor: Raja Nalom