Banner Misterius Guncang Kabupaten Mempawah
Serukan Isu Mafia Tanah dan Proyek SPAM 19 Miliar yang Mangkrak

Mempawah, Kalimantan Barat – Warga Kabupaten Mempawah digegerkan dengan kemunculan puluhan banner misterius yang tersebar di seputaran kantor pemerintahan kabupaten mempawah Kalimantan Barat, pada (23/4/25).
“Spanduk-spanduk itu membawa pesan mengejutkan: seruan untuk mengusut dugaan mafia tanah dan proyek infrastruktur senilai 19 miliar rupiah yang hingga kini belum memberikan hasil nyata.
Pantauan di lapangan menunjukkan, banner dipasang di tempat-tempat strategis seperti perempatan jalan utama, dekat kantor pemerintah, pasar, bahkan di sekitar proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang diduga mangkrak. Isi pesannya lugas dan tanpa basa-basi. Beberapa di antaranya bertuliskan “19 Miliar untuk SPAM, Mana Airnya?” dan “Rakyat Butuh Keadilan, Bukan Mafia Tanah!”
Kehadiran banner ini langsung menyedot perhatian publik. Media sosial lokal dibanjiri unggahan foto banner, disertai dengan berbagai komentar dari warganet yang mempertanyakan transparansi proyek dan kondisi pertanahan di Mempawah.
Warga Pertanyakan Transparansi
Seorang warga mempawah dan juga di kenal aktivis , Andi Kamaruddin (52), menyampaikan kekecewaannya atas proyek SPAM yang tak kunjung memberikan manfaat meskipun dananya sangat besar.
“Proyeknya udah lama dibangun, tapi sampai sekarang air bersih masih susah. Kami masih pakai sumur atau beli air isi ulang. Kalau memang nilainya 19 miliar, ke mana larinya anggaran itu?” ujar Andi.
Sementara itu, isu mafia tanah juga menjadi perbincangan hangat. Sejumlah warga menduga adanya praktik jual beli lahan yang tidak transparan hingga intimidasi terhadap pemilik tanah yang sah.
“Kami dengar ada warga yang tanahnya tiba-tiba diklaim milik orang lain. Ini bukan hal baru. Kalau benar ada mafia tanah, pihak berwenang harus turun tangan,” kata seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya.
Pemerintah dan Aparat Masih Bungkam
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak pemerintah kabupaten maupun aparat penegak hukum.
Kondisi ini semakin menambah spekulasi di tengah masyarakat, bahwa ada sesuatu yang ditutupi dari publik. Beberapa LSM lokal pun mulai bersuara, menuntut audit terbuka terhadap proyek SPAM dan penyelidikan serius terhadap dugaan mafia tanah.
Pakar: Ini Bentuk Perlawanan Publik
Pengamat kebijakan publik aktivis nasional Mahadir, menyebut kemunculan banner misterius ini sebagai bentuk ekspresi frustrasi masyarakat terhadap ketidaktransparanan pemerintah.
“Ketika saluran formal dianggap tak efektif, masyarakat bisa menggunakan simbol-simbol visual seperti ini untuk menyuarakan kritik. Ini adalah sinyal serius bagi pemerintah daerah,” jelas Mahadir.
Ia menambahkan, kasus seperti ini tidak boleh dianggap sepele karena dapat memicu ketidakpercayaan publik yang lebih besar.
Desakan Audit dan Penyelidikan
Seiring dengan mencuatnya isu ini, berbagai pihak mulai mendorong agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Kejaksaan turun tangan melakukan audit proyek dan penyelidikan menyeluruh.
Masyarakat menantikan tindakan konkret dari pemerintah dan penegak hukum. Banner misterius yang semula hanya potongan kain bertuliskan pesan protes kini telah berubah menjadi simbol kegelisahan publik yang menuntut kejelasan dan keadilan.(Red).